By : Empi Muslion
Hingar bingar Batavia berderai dalam cengkraman lenggok alunan kecapi yang mengalun syahdu… air kali mengalir gemulai membasahi dahaga yang kerontang didera birahi nan merajang… biduk lalu silih berganti melambai lambai senyum kulum tergolek menarik simpati… bunga bunga meyerbak sari menusuk hidung lalu lalang pemburu wangi…
Jalan panjang bergelombang terhampar dinding dinding tembok bergraviti… kelap kelip cahaya lampu mewarnai hidup perlu disirami… bocah bocah berlarian membawa lembaran buku dan pensil mengejar kilau peradaban madani… Suara adzan mengumandang mengantarkan tapak tapak kaki bergegas ntuk bertafakur membasuh diri…
Roda roda terus berputar pada sumbu yang bergetar… kerikil kerikil tajam terlindas menyibak lobang lobang kelam… lorong lorong cahaya akankah merasuki lembah lembah gelap yang menerawang… tangan tangan kekar akankah menimbang timbangan pada jarum tengah berpatok… karena nafas terus berderu maka jalur harus dilalu…
Tepian Kalijodo beribu kisah anak anak Adam dan Siti Hawa tercatat dalam aribaannya… airmu kan selalu mengalir, tepianmu kan selalu dilewati, mentarimu kan selalu dinanti… Kalijodo tetaplah bergairah jangan gelisah, buang sudah desah gulana, tataplah tegar berjalan lurus menuju arah matahari terbenam, disana kan terpapar jarum hidup ntuk kembali kejalan yang dimuliakan-NYA…
18 Februari 2016
Tinggalkan Balasan