Profesionalitas Pelayanan Transportasi Publik di Lyon
Ini adalah pengalaman saya dan beberapa orang pelajar di Kota Lyon tentang profesionalitas pengelolaan transportasi di Kota Lyon (Perancis umumnya).
Adalah saat saya dan tiga orang teman pelajar dari Lyon mau berweek end ria ke Kota Geneve-Swiss bulan Maret yang lalu. Kita rencananya berangkat hari Sabtu pagi pukul 6.00 pagi dengan Kereta Api “RER” istilahnya (di Perancis jawatan kereta api namanya SNCF = Société nationale des chemins de fer français). Adapun tiketnya kami percayakan kepada salah seorang teman kami untuk membelinya dengan 4 tiket pulang pergi sekaligus.
Pada hari H keberangkatan, sampai pukul 5.55 yang telah datang di Gare Part Dieu (stasiun kereta api) baru nongol 3 orang, satu orang lagi teman kami belum datang, setelah dihubungi pake HP ternyata si teman tersebut masih diatas metro (kereta api bawah tanah ditengah kota) menuju gare, ya udah karena tidak ada waktu lagi untuk menunggu akhirnya kita bertiga langsung berangkat dengan RER, dan si teman yang ketinggalan diminta untuk menyusul dengan kereta api jam selanjutnya… dengan harapan agar tiket yang sudah dibeli bisa dipertimbangkan untuk direduksi.
Si teman yang ketinggalan tadi, setelah sampai di Gare, kemudian menjelaskan keadaannya, bahwa dia ketinggalan kereta dan tiketnya sudah dibeli dan sekarang dipegang oleh temannya yang sudah berangkat ke Geneve dengan kereta pertama, oleh si petugas SNCF teman kami yang ketinggalan tersebut disuruh untuk membeli tiket lagi terlebih dahulu, jika memang ada tiketnya sudah dibeli sebelum ini, nanti jika sekembali dari Geneve silahkan hubungi mereka kembali.
Sekembalinya kita dari Geneve dan kemudian kita bersama sama mendatangi petugas pelayanan tiket di Gare dan menjelaskan keadaan yang terjadi dengan si teman yang ketinggalan kereta ini (cuma sayangnya si teman yang telat ini masih tidak mau mengakui diri bahwa kurang disiplin dalam penggunaan waktu dan tidak mau disebut ketinggalan kereta.. hehe), oleh petugas SNCF tanpa panjang pertanyaan dan jawaban yang bertele tele (ingat saja saat beli tiket di stasiun Gambir dan Senen), padahal petugas SNCF yang sekarang melayani kami bukan lagi petugas yang tadi pagi melayani teman kami yang telat ini. Hanya dengan memperlihatkan bukti tiket keberangkatan kita yang berempat orang (padahal tiketnya nggak ada namanya kita lho..) dan tiket yang dibeli oleh teman yang telat ini (juga tiketnya nggak ada namanya).. semua biaya tiket yang dibeli oleh teman yang telat ini detik itu juga langsung dikembalikan uangnya utuh kerekening Bank si teman yang telat ini. Padahal kalo dipikir pikir tiket tersebut secara hukumnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tidak ada nama penumpang dan kartu identitasnya yang tertera ditiket tersebut, hanya sebuah modal kepercayaan dan profesionalitas dalam pelayanan publik… begitu nyamannya kita berurusan disini… dan sebenarnya lagi yang salah bukanlah SNCF_nya tapi si teman kami yang telat ini yang tidak tepat waktu datang ke gare… ehh anehnya setelah uang tiketnya dikembalikan si teman ini malah hanya senyum senyum senang dan tidak mau kita sebut dasar tidak disiplin dan ketinggalan kereta.. hahaha…
Adakah kiranya hal ini berlaku di negara kita ? pengalaman saya yang ratusan kali naik berbagai macam kereta api dari Jakarta-Bandung, Jakarta-Semarang, Jakarta-Yogyakarta, Palembang-Lampung, jangankan meminta pengembalian uang dari tiket yang sudah dibeli, apalagi ketinggalan kereta dengan salah sendiri, malah harus menambah uang lagi jika mau meneruskan ke kereta jam selanjutnya jika ketinggalan kereta.
Mungkin menurut saya bukan terletak di sisi uangnya, tetapi lebih kepada pengelolaan yang sudah sistematis dan profesional dengan mendahulukan kepentingan dan kenyamanan konsumen, kemudian juga adanya saling kepercayaan baik jawatan sebagai pengelola maupun juga konsumennya sebagai pengguna… bagaimana dengan jawatan dan konsumen kita sendiri ? Contohnya teman saya yang telat tadi itu saja, sudahlah telat masih tidak mau disebut tidak disiplin, mungkin perlu renungan dan introspeksi bagi kita bersama.
Walau ini hanya seberkas pengalaman semoga bermanfaat untuk pencerahan dan kebaikan sistem pelayanan publik bangsa kita bersama.
EM_Jb
Tinggalkan komentar