Lawan Spekulan, Adakah Kemauan dari kita Bersama ?
Ada hal yang cukup menarik dan urgen sekali menurut saya yang disampaikan oleh Presiden SBY saat meresmikan proyek proyek infrastruktur di Jawa Timur yakni Beliau mengatakan “Lawan para spekulan yang menghambat pembangunan infrastruktur,” (kompas 27 April 2008).
Walaupun dalam kesempatan ini, Presiden SBY hanya menyoroti spekulan dibidang pengadaan tanah bagi pembangunan infrastruktur jalan untuk publik, namun menurut saya selama ini salah satu penyakit kronis bangsa yang meluluhlantakkan sendi sendi perekonomian masyarakat dibidang apapun adanya, baik bidang pertanian, perdagangan, industri kecil, peternakan, perkebunan, perindustrian, jasa, pariwisata, dan bidang lainnya maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat sendiri selama ini penuh dengan yang namanya HANTU SPEKULAN ini.
Sebagai contoh kecil saja, dibidang pertanian tataplah para petani kecil kita yang tidak berdaya saat panen raya tiba betapa lelah dan memelasnya mereka menghadapi spekulan spekulan dan para tengkulak yang membeli hasil panen petani yang jauh dari harga pasar, yang mana setelah itu para spekulan mendapatkan nilai untung yang luar biasa dari permainan harga yang dimainkan. Belum lagi hilang keringatnya selama ini dalam menghadapi spekulan benih, spekulan pupuk, spekulan obat tanaman, spekulan regulasi dsb, dimasa panenpun spekulan raksasa datang menyambar.
Dibidang perkebunan, apakah karet, casiavera, kopi, cengkeh, jeruk, tebu, gambir dan tanaman holtikultura lainnya yang diusahakan oleh petani petani kecil begitu tidak berdayanya mereka menghadapi spekulan yang bermodal besar, yang bahkan banyak diantara mereka yang putus asa dengan usaha pekebunannya dengan menebang pôhon cengkeh, jeruk, kopi dan menggantinya dengan semak belukar. Dibidang peternakan, para petani sapi, kambing, ayam dan lainnya juga begitu terhempas oleh kedigdayaan para spekulan. Apalagi kalau kita runut ke spekulan yang jauh lebih profesional lagi apakah dibidang perbankan, pasar saham, industri, perdagangan ekspor impor, pengadaan barang dan jasa dan sederetan kegiatan perekonomian lainnya yang sarat dengan yang namanya spekulan tadi baik yang berdasi maupun hanya yang memakai kopiah.
Begitu juga halnya dengan salah satu usaha yang dianggap bisa untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat selama ini yakni KONSEP PEMBERDAYAAN, namun apa lacur konsep inipun dalam realitas pengimplementasiannya dilapangan juga penuh dengan spekulan, baik terstruktur maupun tersamar.
Kita tentu sepenuhnya sangat mendukung arahan Presiden SBY ini untuk melawan Spekulan, tetapi untuk melawan tentu harus memiliki berbagai macam persiapan apakah strategi dan aturan legal formal yang harus disiapkan, namun yang paling penting adalah adanya semangat dan kemauan kita bersama untuk melawan. Adapun yang memiliki senjata ampuh yang bisa melawan Kegiatan Spekulan ini adalah dari Pemerintah sendiri mulai dari Pemerintah Pusat sampai kelevel terendah, tentunya disamping eleman lainnya, apakah LSM, yayasan, organisasi lainnya yang peduli terhadap nasib rakyat banyak. Apakah pemerintah dan elemen tersebut sudah sepenuhnya berkemauan untuk melakukan Perlawanan terhadap Hantu Spekulan yang telah menggurita selama ini ?
Mari sama sama kita nantikan bisikan hati untuk melawan dan melihatnya dengan panca indera yang kita punya dalam tumbuh berkembangnya di bumi pertiwi apakah para spekulan ini akan mati atau tetap mekar bak parasit dihutan lebat.
Sumber Foto : Presiden dampingi Menteri PU lakukan Panen Raya (www.pu.go.id)
Empi MUSLION Jb
Presiden : Lawan Spekulan !
SURABAYA,MINGGU – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat dan semua pejabat pemerintah melawan aksi para spekulan tanah yang menghambat pembangunan infrastruktur. “Lawan para spekulan yang menghambat pembangunan infrastruktur,” kata Presiden seperti dkutip Antara saat meresmikan proyek-proyek infrastruktur di Jawa Timur bertempat di areal bandara Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (27/4).
Menurut Presiden, ulah para spekulan tanah harus dihentikan karena selain merugikan masyarakat juga merugikan negara yang harus membayar tanah lebih mahal dari harga seharusnya. Untuk itu, pemerintah lanjut Presiden, telah membuat sistem yang jelas dalam pemberian ganti rugi bagi rakyat yang tanahnya terkena proyek infrastruktur pemerintah sehingga tidak menimbulkan penyimpangan.
“Jangan sampai rakyatnya miskin, tetapi para spekulan bisa mengumpulkan miliaran rupiah. Saya minta kesadaran masyarakat luas untuk mendapat ganti yang pantas, dan jangan sampai di negeri ini pembangunan infrastruktur berhenti karena tidak ada tanah yang bisa dibebaskan karena ulah spekulan,” katanya.
Proyek infrastruktur yang diresmikan Presiden adalah pengoperasian jalan tol simpang susun Waru – Bandara Juanda sepanjang 12,8 km senilai Rp 1,288 triliun, pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Desa Tambak Sawah Sidoarjo senilai Rp 23,63 miliar dan rusunawa di Kecamatan Kebomas, Gresik senilai Rp 15,29 miliar.
Dalam kesempatan itu, presiden juga memberikan Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri untuk provinsi Jatim sebesar Rp 808,81 miliar kepada Gubernur Jatim Imam Utomo, juga bantuan berupa 6.000 paket sembako kepada sejumlah masyarakat Jatim. Presiden juga menyaksikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk masyarakat Jawa Timur, yaitu dari BRI senilai Rp 448,22 miliar untuk 75.632 debitor, Bank Mandiri Rp 158,08 miliar untuk 9.698 debitor, BNI Rp 109,34 miliar untuk 1.012 debitor dan Bank Bukopin Rp 46,26 miliar untuk 133 debitor.
Presiden menyatakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri bisa mengurangi jumlah penduduk miskin yang saat ini mencapai sekitar 36 juta orang , yaitu dengan jalan memberi bantuan langsung misalnya beras, pengobatan, sekolah, dan bantuan langsung tunai serta subsidi. Selain itu, PNPM Mandiri juga membantu program komunitas seperti masyarakat kecamatan dengan target pada tahun 2009 menyalurkan bantuan untuk 5.700 kecamatan dengan masing-masing sebanyak Rp 3 miliar. “Saya harap dana ini jangan belok kemana-mana dan harus sampai di kecamatan dan kelurahan untuk digunakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Kompas, Minggu 27 April 2008.
Empi, sebetulnya apa itu Spekulan ? (maklum orang kota :p) dan kok bisa sampai bikin para petani nggak berdaya ?